, SURABAYA
Pemain dalam Film Gowok Kamasutra Jawa, yaitu Alika Jantinia dan Nayla Purnama, mengisahkan tentang petualangan mereka beserta kesulitan yang dialami saat proses produksi film dengan setting waktu di Jawa antara tahun 1955 sampai 1965.
Film ini menceritakan kisah Ratri (dimainkan oleh Alika Jantinia), seorang anak tanpa orang tua yang memiliki bakat besar dan kemudian diasuh oleh Nyai Santi (Lola Amaria), seorang wanita kuat dengan status tinggi di komunitasnya. Nyai Santi memberikan pelajaran kepada para calon suami tentang seni memuaskan pasangan mereka secara seksual.
Pada kesempatan ini, Alika Jantania menyatakan bahwa dia memperoleh berbagai pengalaman tentang peranan wanita, seksualitas, bahasa serta penguasan emosi lewat film Gowok.
“Saat membacakan naskahnya, aku merasakannya sangat rumit namun penuh wawasan. Menurutku, ini adalah film tentang wanita yang ditujukan bagi penonton pria sehingga kisahnya menjadi benar-benar menarik ketika disajikan,” ungkapnya saat istirahat dalam acara pemutaran film Gowok: Kamasutra Jawa di Tunjungan Plaza pada Rabu (28/5/2025).
Dia menjelaskan bahwa selama proses pengambilan gambar yang berlangsung hampir sebulan di Yogyakarta, aktor-aktornya memperdalam pengetahuan tentang Bahasa Jawa. Terutamanya dialek Ngapak yang juga disebut Dialek Banyumasan.
“Prosesnya cukup mendalam dan mereka juga menghadirkan penduduk asli dari Purbalingga untuk membantu kami mempelajari dialektik,” jelasnya.
Gambaran tentang sosok Ratri mengandung berbagai lapisan emosi. Dia perlu memahami karakter itu dengan kendali emosional yang kuat, baik ketika merasakan kesedihan ataupun saat jatuh cinta.
Dalam movie tersebut, Alika pun menyatakan bahwa dia perlu mempelajari gerakan tubuh Ratri yang bertemu dengan priyayi.
“Aku sendiri adalah bagian dari Generasi Z yang selalu aktif, sementara Ratri tidak demikian. Apalagi ketika menghadapi seorang priyayi dengan latar belakang sosial yang berbeda, aku harus membungkukkan badan dan bersimpuh. Sedikit sekali pergerakan tubuh saat berbicara. Jadi, hal ini membuat kami lebih memahami tradisi,” ungkapnya.
Disebutkan tentang proses pengambilan gambar di area dengan batu-batu, telaga, serta pegunungan, Alika mengatakan bahwa ada banyak tantangan.
Dia perlu berlari sepanjang tepi Sungai, merasakan suhu yang dingin dari genangan air, dan terjatuh berulang kali.
“Ada begitu banyak rintangan dalam proses ini, bagian dengan sungai membuat kakiku hampir robek dan terluka. Ketika berada di telaga, suhunya sangat menyiksa. Kami melakukan scene yang serius sambil menggigil karena kedinginan namun harus melarikan diri. Sudah jatuh berkali-kali, Danu memanggilnya sebagai ‘fall’ sebenarnya. Rtri tidak menggunakan sandal sama sekali sehingga dia sering merasakan sakit. Oleh karena itu, mereka harus menyesuaikan penampilan sesuai karakter masing-masing,” katanya.
Kesenangan serta tantangan selama proses syuting pun dialami oleh Nayla Purnama, yang memerankan karakter Sri. Dia menyatakan bahwa film ini merupakan debutnya dalam sebuah produksi yang bertemakan era 1960-an.
Seperti halnya Alika, tokoh ini memiliki gaya hidup yang berbeda dari generasi saat ini yaitu Generasi Z, dan mempertahankan adat dalam menghadapi nasionalisme merupakan suatu tantangan untuk melakoni perannya dalam film Gowok itu.
“Aku adalah generasi awal Z dulunya tidak mengerti apa itu Gowok, tetapi kemudian mencari informasinya. Aku pun mendapatkan banyak pengetahuan khususnya tentang cara bertemu dengan bangsawan, gerakan tubuh, mata harus melihat ke bawah, dan membungkuk untuk waktu yang cukup lama. Setelah itu akhirnya ku pahami dan memperoleh banyak wawasan baru,” katanya.
Film teranyar dari produksi MVP Pictures bersama Dapur Films ini diperankan pula oleh Raihaanun, Reza Rahadian, Lola Amaria, Devano Danendra, Ali Fikry, Donny Damara, Djenar Maesa Ayu, Slamet Rahardjo, serta Aldy Bisl.
Persembahan mereka dalam film Gowok Kamasutra Jawa bisa dinikmati di bioskop terhitung sejak tanggal 5 Juni 2025.
BACA BERITA LAINNYA DI
GOOGLE NEWS