, JAKARTA – Para pengendara layanan transportasi daring turut_termasuk
ojek online
Ojek online mengkhawatirkan penurunan penghasilan mereka karena beredar kabar tentang akuisisi.
Grab
dan PT
GoTo Gojek Tokopedia
(Tbk.)
Lily Pujiati, Ketua Serikat Pekerja Transportasi Indonesia (SPAI), menuturkan bahwa para driver ojek online yang telah mendaftar di dua platform tersebut berpotensi kehilangan kemampuan mereka untuk memakai keduanya secara bersamaan dalam aktivitas kerja sehari-harinya. Ini berarti ojek online hanya bisa menggantungkan diri pada satu aplikasi saja untuk mendapatkan pesanan.
“Artinya, supir hanya dapat bergantung pada satu aplikasi untuk mendapatkan pesanan, hal ini menyebabkan penurunan pendapatan jika dibandingkan dengan masa sebelum merger,” ujar Lily seperti ditulis Minggu (11/5/2025).
Lily menyebutkan bahwa penghasilan driver ojek online pada masa kini berada dalam rentang Rp50.000 hingga Rp100.000 setiap harinya. Namun, jumlah tersebut belum memperhitungkan beberapa beban biaya seperti isi ulang bahan bakar, pembelian pulsa dan kuota internet, biaya parkir, komponen pemeliharaan kendaraan, serta sejumlah biaya tambahan lainnya.
Belum lagi, potongan platform mulai dari 30%-70% dari setiap orderan yang dikerjakan oleh pengemudi.
Sebenarnya, keraguan tersebut tidak datang begitu saja. Menurut pernyataan Lily, setelah merger antara Gojek dan Tokopedia di tahun 2021, para driver ojol mulai merugi dari bonus mereka ketika menyelesaikan pesanan kurir melalui fitur GoSend SameDay.
Sebelum proses penggabungan terjadi, Lily menjelaskan bahwa para pengemudi menerima bonus senilai Rp10.000 untuk setiap lima kali pengiriman. Setelah merger, Lily mencatatkan bahwa komisi yang diterima oleh para pengemudi menurun menjadi hanya Rp5.000.
Selanjutnya, bagi pengiriman sebanyak 10 kali, sebelum proses merger, pengemudi mendapat insentif senilai Rp45.000. Tetapi, setelah terjadi merger, jumlah yang mereka peroleh hanya berkurang menjadi Rp20.000.
“Artinya, pengendara hanya akan menerima separuh dari pendapatan yang biasanya mereka bawa pulang,” katanya.
Sebelumnya,
Reuters
Melaporkan bahwa Grab sedang dalam proses usaha untuk meraih kesepakatan dengan tujuan menguasai GOTO di kuarter II tahun 2025. Dua orang yang memiliki pengetahuan tentang masalah ini menyampaikan informasi tersebut.
Berdasarkan informasi dari kedua sumber itu, Grab yang berbasis di Singapura sudah menggandeng penasehat guna menangani rencana perjanjian tersebut.
Sebuah sumber lain menyebutkan bahwa perjanjian tersebut tergantung pada kondisi tertentu termasuk pembiayaan, yang kini tengah diupayakan oleh Grab bersama beberapa lembaga keuangan.
Sementara itu, GOTO menyatakan belum ada kesepakatan atau keputusan apapun yang diterima perseroan.
Dalam catatan
Bisnis
, Corporate Secretary GOTO RA Koesoemohadiani mengatakan, pihaknya mengetahui adanya spekulasi di beberapa media dan rumor yang bergulir kembali mengenai adanya rencana transaksi antara GOTO dengan Grab.
“Perusahaan ingin menyatakan bahwa secara berkala, Grup ini mendapatkan tawaran-tawaran dari beberapa pihak,” ujarnya pada hari Kamis (8/5/2025).
Menurut dia, merupakan tanggung jawab direktor untuk mengamati secara mendalam dan menganalisis dengan hati-hati serta teliti semua tawaran yang ada.
Ini bertujuan untuk mengoptimalkan nilai jangka panjang bagi semua stakeholder GOTO, sambil tetap mempertimbangkan kebutuhan terbaik bagi para driver partner, UKM partners, konsumen, staf, serta semua pihak yang berkepentingan penting.