0 Comments


Scenia Film tidak timbul secara instan. Lembaga ini mempunyai riwayat yang lumayan panjang, dimulai dari hasrat segolongan orang.


Laporan Jafaruddin I Lhokseumawe


, LHOKSEUMAWE

– Universitas Malikussaleh (Unimal) saat ini secara resmi telah mendapatkan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) bernama Scenia Film, suatu organisasi kemahasiswaan yang berasal dari semangat komunitas kreatif setempat dengan fokus di bidang perfilman.

Kehadiran Usaha Kecil Menengah (UKM) ini menunjukkan bahwa antusiasme para mahasiswa dalam bidang seni dan industri kreatif semakin meningkat dan bergerak maju di sekitar kampus.

Scenia Film adalah salah satu di antara belasan asosiasi mahasiswa berlevel universitas yang secara resmi dilaunching oleh Rektor Unimal, Prof Dr Ir Herman Fithra, M.T, IPM, ASEAN Eng.

Pelantikan bersamaan dari 740 pengurus organisasi kemahasiswaan Unimal untuk masa bakti 2025-2026 dilangsungkan pada hari Selasa (20/5/2025), bertempat di Auditorium Teungku Abdul Wahab Dahlawy, yang terletak di Kampus Reuleut, Aceh Utara.

Scenia Film tak hadir dengan mudah. Lembaga ini punya jejak waktu yang lumayan lama, dimulai dari hasrat sekumpulan pemuda Aceh ingin terlibat dalam Aceh Film Festival (AFF), sebuah acara perfilman berukuran nasional yang menghubungkan komunitas-komunitas film di seluruh Indonesia.

Berangkat dari hasrat itu, muncullah komunitas bernama Scene In Atjeh Film, yang pada mulanya dikenal sebagai Scania Film. Nama ini dipilih berdasarkan inspirasi dari merk bis ternama di Aceh untuk memudahkan pengenalan.

Istilah ini dikemukakan oleh Andika Pratama, seorang co-founder. Logo awal dari komunitas tersebut bahkan terdiri atas sebuah ilustrasi bis.

Seiring berjalannya waktu, nama itu diganti menjadi Scenia Film, yang merupakan singkatan dari Scene In Aceh, untuk lebih menggambarkan jati diri industri perfilman dan tingkat keprofesionalan komunitas tersebut.

Film perdana dari komunitas tersebut bernama “Tanoh Rencong”, yang dikaryakan oleh Afrizal Nur J dan diarsiteki oleh Ivif Monica.

Film itu menandai permulaan keberadaan Scenia Film, dibuat di bawah berbagai kendala—notably tanpa memiliki kamera sendiri dan menggunakan fasilitas pengeditan dari Program Studi Ilmu Komunikasi.

Ahmad Al Bastin berperan sebagai produser serta mentor yang dengan rela menyediakan bantuan teknis, meliputi perlengkapan dan pelatihan dasar dalam proses produksi.

Berdasarkan pengalamannya serta catatan prestasi yang kuat, Scenia Film telah meningkat statusnya menjadi badan kemahasiswaan resmi di bawah naungan Unimal.

Organisasi tersebut saat ini diketuai oleh Chandra Aditya Sanjaya sebagai Ketua Umum, dengan Rafly Al-Akbar di sisinya sebagai Wakil Ketua, disokong oleh Nazela yang menjabat Sekretaris Umum, serta Uthi Kharismawati dalam posisi Bendahara Umum.

Struktur organisasi dari usaha kecil menengah ini pun didukung oleh beberapa departemen yang menggambarkan alur kerja dalam pembuatan film secara profesional, diantaranya adalah Randi Ilham sebagai kepala divisi kameraman dan Mulyan sebagai ketua divisi editor.

Selanjutnya, Muhammad Noor Alam (Pimpinan Divisi Konsep Cerita dan Rencana Aksi), Tio Pen Pen (Penanggung Jawab Divisi Pengarahannya), Azka Naurah Salsabilla (Petugas Hubungan Masyarakat).

Organisasi itu dipandu oleh Jafarudin, M.Sos, seorang dosen dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, serta secara langsung diasuh oleh Ahmad Al Basti, S.I.Kom, yang saat ini bekerja sebagai Staf Publikasi di UPT Bahasa, Kehumasan, dan Penerbitan Unimal. Selain itu, Basti adalah salah satu pendirinya dalam komunitas Scenia Film.

Sekarang, setelah terdaftar sebagai Usaha Kecil Menengah (UKM) resmi, Scenia Film memiliki tujuan baru yaitu menjadi platform kreatif yang menyatukan pendidikan, kerjasama, dan pembuatan karya film dalam lingkup perguruan tinggi.

Bukan hanya sebuah komunitas film biasa, lembaga ini memiliki tujuan untuk memacu mahasiswa agar lebih terlibat dalam pengembangan kepentingannya di sektor perfilman, menulis naskah, menyutradarai, sampai mendokumentasikan aspek sosial dengan menggunakan media visual.

“Scenia Film tak sekadar wadah untuk pembuatan film. Ini adalah area pendidikan kolektif, platform bagi pertukaran ide, serta sarana penghasilan karya-karya yang sesuai dengan kehidupan nyata mahasiswa dan masyarakat,” jelas Chandra, ketua umum yang baru saja terpilih.

Pada kesempatan tersebut, Rektor Prof. Herman Fithra dalam sambutannya pada acara penobatannya, menyoroti betapa vitalnya kerjasama antara mahasiswa dan dosen untuk memajukan aktivitas organisasi di lingkungan perguruan tinggi.

Dia mendorong semua anggota komunitas pendidikan agar menciptakan lingkungan berkomunikasi yang positif dan saling meningkatkan.

“Marilah kita serasi antara dosen dan mahasiswa untuk mengembangkan kampus ini. Jika terdapat kelemahan, jangan tinggalkan begitu saja. Diskusikanlah, mari temukan solusi bersamasama. Sebab Unimal ini adalah milik kita semua,” ungkap Prof. Herman.

Ia juga mengingatkan agar kepengurusan baru tidak hanya sibuk dengan kegiatan internal organisasi, tetapi juga aktif menyentuh masyarakat melalui program sosial, pemberdayaan, serta menjalin kolaborasi dengan kampus dan lembaga lain.

“Organisasi bukan tempat untuk mencitrakan diri, tetapi area untuk mempelajari kewajiban. Mari kita tunjukkan bahwa mahasiswa Unimal dapat berkontribusi dan membawa perubahan bagi negara,” ucapnya dengan tegas.

Dengan adanya pengesahan formal dari perguruan tinggi, Scenia Film sekarang tidak hanya menjadi lokasi untuk membuat karya visual, namun juga bertindak sebagai area pembelajaran bersama di mana para mahasiswa dapat menuangkan pemikiran mereka, menciptakan hubungan kreatif antar bidang studi yang berbeda, serta menyampaikan konsep sosial menggunakan media film.(*).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts